Kelebihan dan Kelemahan Model Evaluasi Program
Goal oriented evaluation
Keunggulan :
1. Sistematis—simple, masuk akal, rasional.
2. Menggunakan pendekatan ilmiah.
3. Dibedakan konsep pengukuran dan evaluasi.
4. Dilegitimasi tidak hanya dari metoda pengumpulan data konvensional.
5. Yang disajikan satu kurikulum/program, perbaikannya dipusatkan untuk
evaluasi.
6. Mudah untuk dipahami dan dilaksanakan meski oleh guru kelas.
Kelemahan
1. Tidak ada pendapat yang konsisten mengenai siapa yang berhak memilih sasaran, atau sasaran mana yang dipilih
2. Meskipun tujuan dapat didefinisi-kan dari segi pelaksanaan, masalah untuk mendapatkan hasil pengukuran jauh dari yang diharapkan
3. Tidak semua pelaksana kurikulum setuju tentang perlunya menetapkan tujuan terlebih dahulu
4. Mengarah pada tidak adanya penilaian tegas/eksplisit paling tidak dalam pemberian imbalan merasakan.
5. Gagal untuk menyediakan cara mengevaluasi sasaran program.
6. Gagal untuk menyediakan cara memperoleh standard untuk menilai perbedaan kinerja dan sasaran.
7. Gagal untuk menyediakan cara menilai kekuatan dan kelemahannya.
8. Konvergen-konvergen pada hakekatnya: penutup prematur, kreativitas dimatikan semangatnya, dikunci pada sasaran sasaran.
9. Fokus di desain pre-post
Goal Free Evaluation
Keunggulan :
1. Evaluator tidak perlu memperha-tikan rinci tiap komponen tetapi hanya menekan-kan pada bagai-mana mengurangi prasangka (bias)
2. Model ini menganggap pengguna sebagai audiens utama. Melalui model ini, Scriven ingin evaluator mengukur kesan yang didapat dari sesuatu program dibandingkan dengan kebutu-han pengguna dan tidak membandingkannya dengan matlamat pihak penganjur.
Kelemahan
1. Diperlukan evaluator yang benar-benar kompeten untuk dapat melaksanakan model ini.
2. Gagal untuk menyelesaikan permasalahan dalam bagaimana memperoleh standard, sebagai permintaan tegas Scriven di awal pada penilaian aspek evaluasi. ".
3. Langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan dalam evaluasi, hanya menekankan pada obyek sasaran saja.
Formatif Summatif Evaluation
Keunggulan :
1. Evaluasi formatif digunakan untuk memperbaiki program selama program tersebut sedang berjalan. Caranya dengan menyediakan balikan tentang seberapa bagus program tersebut telah berlangsung. Melalui evaluasi formatif ini dapat dideteksi adanya ketidakefisienan sehingga segera dilakukan revisi.
2. Evaluasi sumatif bertujuan meng-ukur efektifitas keseluruhan program yang bertujuan untuk membuat keputu-san tentang keberlangsungan program tersebut, yaitu dihentikan atau dilanjutkan.
Kelemahan:
Tidak terdapat langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan dalam evaluasi, hanya menekankan pada obyek sasaran saja.
Countenance Evaluation
Keunggulan :
1. Diperluas dari konsep sasaran meliputi sasaran untuk pendidik (dan agen-agen lain) dan untuk faktor kontekstual dalam penambahan sasaran tingkah laku untuk para siswa.
2. Menyediakan dasar, meski tidak sempurna, untuk evaluasi sasaran (melalui perbandingan yang rasional).
3. Yang pertama fokus pada penilaian sebagai suatu aspek evaluasi; gambaran tindakan penuh termasuk deskripsi dan penilaian
4. Menyajikan penurunan standard, keduanya mutlak dan relatif
5. Menyediakan dasar empiris untuk menyelesaikan rekomendasi Tyler
bahwa hipotesis dikembangkan dan diuji meliput pengamatan pola atas kelemahan dan kekuatan. Catatan juga atas informasi yang menghubungkan antecedent dan transaksional faktor dalam evaluasi formatifis
Kelemahan
1. Adanya keharusan evaluator untuk membandingkan kondisi hasil evaluasi program tertentu dengan yang terjadi di program lain, dengan obyek yang sama.
2. Meninggalkan rata-rata untuk menurunkan standard besar yang tidak spesifik;
disediakan sedikit bimbingan operasional untuk evaluator.
3. Tidak mencoba memecahkan pertanyaan-pertanyaan bagaimana cara mengatur nilai bersaing (meski dalam menentukan tujuan atau menurunkan standar). Yang dilanjutkan asumsi implisit awal tentang nilai kemasyarakatan. nilai plurralisme diabaikan.
4. Gagal untuk menyediakan bimbingan di bagaimana cara berhubungan dengan non-intended effect meski menyuruh evaluator untuk menghitungnya
5. Dilanjutkan dengan satu penekanan pada evaluasi formal yang didasari paradigma ilmiah dan pengukuran prosedur selanjutnya.
6. Disain rumit dan barangkali" terlalu bagus"; praktisi evaluator menemukan kesulitan untuk memahami dan menerapkannya.
Responsive Evaluation
Keunggulan :
1. Model pertama yang mengambil penghitungan tegas atas perbedaan nilai.
2. Perhatian pada kebutuhan informasi evaluasi audiens dan menunjukkan bagaimana perhatian audien dan dapat dijadikan dasar untuk mengorganisir evaluasi.
3. Menekankan interaksi antara penilai, audiens, dan subyek sebagai dasar untuk merancang dan menerapkan evaluasi.
4. Model pertama yang melepaskan diri dari paradigma ilmiah dan menunjukkan kegunaan cara berbeda untuk mencapai " kebenaran."
5. Model pertama yang terbuka bagi politik dan faktor manusia dalam evaluasi sebagai pengaruh langsung dalam membentuk evaluasi.
6. Model pertama untuk mengatur kembali peran evaluator dari sasaran stimulator/pencatatan kepada interaktif peserta.
Kelemahan
1. Pendekatan ini adalah suatu sistem yang mengorbankan beberapa fakta dalam pengukuran dengan harapan dapat meningkat-kan penggunaan hasil program.
2. tidak lagi mempertimbangkan sifat pendidikan yang kompleks dan dinamik
3. Evaluator bekerja lebih keras untuk memastikan individu ygdipilih memahami apa yang dilakukan. Membuat, meran-cang, mencari dan mengatur orang untuk memerhatikan jalannya program. Evaluator menyediakan Chart, gambaran, tujuan, dan mem-buat graf. Evalua-tor juga menilai kualitas orang yang membantu penilai.
4. Model yang sulit untuk diterapkan, terutama sekali mengingat bahwa definisi stake atas perhatian audien dan ketiadaan bimbingan dalam cara mengidentifikasi mereka.
5. Mustahil untuk menetapkan dalam banyak fitur evaluasi; klien mungkin merasa butuh banyak rasa percaya.
CSE-UCLA
Keunggulan :
1. Merupakan pendekatan proses dimana dalam mengembangkan kriteria evaluasi atas dasar tradisi naturalistic inquiry Ă kualitatif
2. Menekankan evaluasi yang komprehensif dengan langkah-langkah evaluasi yang sistematis.
3. Menyediakan feedbak dalam pengembangan program.
Kelemahan
1. Guru sebagai tolok ukur, keberhasilan diukur menurut guru bukan menurut kurikulumnya
2. Merupakan pendekatan yang paling riil di lapangan tapi paling labil
3. Tugas evaluator lebih berat, harus sensitif & banyak berdialog
4. Evaluator menjadi instrumen hidup sebelum kriteria dan alat evaluasi dikembangkan.
5. Tidak bisa secara tegas menunjukkan apakah program sukses atau efektif
CIPP Evaluation
Keunggulan :
1. Menekankan evaluasi yang komprehensif dengan langkah-langkah evaluasi yang sistematis dan berorientasi pada pembuatan keputusan
2. Sesuai utk tinda-kan evaluasi pada berbagai skala (proyek, program, organisasi)
3. Pengorganisasian jaringan, bukan lockstep linear process (baku).
4. Sensitip terhadap kebutuhan pem-buat keputusan
5. Diperluas meliputi sesuatu selain hanya evaluasi sasaran.
6. Menjawab banyak permintaan baru untuk evaluasi, dan dibuktikan bermanfaat untuk proyek-proyek atau program-program dengan lingkup besar dan multi-level organisasi.
7. Cocok dengan minat akan teori-sistem; dimana sangat rasional dan sistemik dalam pendekatannya.
8. Terbukti dapat dilaksanakan dengan baik, tersedia petunjuk hampir di tiap-tiap aplikasi (terperinci).
9. Memiliki potensi untuk bergerak di wilayah evaluasi formative dan summative. Sehingga sama baiknya dalam membantu mela-kukan perbaikan selama program berjalan, maupun memberikan informasi final.
Kelemahan
1. Kesannya terlalu top down dengan sifat manajerial dlm pendekatan-nya.
2. Kesulitan pada model ini meliputi fakta bahwa tujuan formal mungkin akan kurang penting dibanding-kan dengan tujuan sekunder atau bahkan tujuan laten/ tersembunyi, ketika situasi berubah.
3. Membuat apa yang mungkin merupakan asumsi yang tak beralasan tentang rasionalitas pengambil-keputusan, tentang keterbukaan proses pengambilan keputusan, tentang identifikasi keinginan pengambil-keputusan (dalam organisasi yang kompleks keputusan organisasi nampak "bubble-up" daripada dibuat dengan tegas).
4. Mengambil satu pandangan utama proses sinoptic proses atas pengambilan keputusan yang mungkin tidak viable, sementara mengabaikan model keputusan lain
Discrepancy
Keunggulan :
Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan program dan untuk tindakan korektif ambil untuk menentukan/mem-perbaikinya.
Kelemahan
Kurang sistematis, hanya menekankan pada obyek sasaran, memberi penekanan pada kesenjangan yang sebenarnya merupakan persyaratan umum bagi semua kegiatan evaluasi
Keunggulan :
1. Sistematis—simple, masuk akal, rasional.
2. Menggunakan pendekatan ilmiah.
3. Dibedakan konsep pengukuran dan evaluasi.
4. Dilegitimasi tidak hanya dari metoda pengumpulan data konvensional.
5. Yang disajikan satu kurikulum/program, perbaikannya dipusatkan untuk
evaluasi.
6. Mudah untuk dipahami dan dilaksanakan meski oleh guru kelas.
Kelemahan
1. Tidak ada pendapat yang konsisten mengenai siapa yang berhak memilih sasaran, atau sasaran mana yang dipilih
2. Meskipun tujuan dapat didefinisi-kan dari segi pelaksanaan, masalah untuk mendapatkan hasil pengukuran jauh dari yang diharapkan
3. Tidak semua pelaksana kurikulum setuju tentang perlunya menetapkan tujuan terlebih dahulu
4. Mengarah pada tidak adanya penilaian tegas/eksplisit paling tidak dalam pemberian imbalan merasakan.
5. Gagal untuk menyediakan cara mengevaluasi sasaran program.
6. Gagal untuk menyediakan cara memperoleh standard untuk menilai perbedaan kinerja dan sasaran.
7. Gagal untuk menyediakan cara menilai kekuatan dan kelemahannya.
8. Konvergen-konvergen pada hakekatnya: penutup prematur, kreativitas dimatikan semangatnya, dikunci pada sasaran sasaran.
9. Fokus di desain pre-post
Goal Free Evaluation
Keunggulan :
1. Evaluator tidak perlu memperha-tikan rinci tiap komponen tetapi hanya menekan-kan pada bagai-mana mengurangi prasangka (bias)
2. Model ini menganggap pengguna sebagai audiens utama. Melalui model ini, Scriven ingin evaluator mengukur kesan yang didapat dari sesuatu program dibandingkan dengan kebutu-han pengguna dan tidak membandingkannya dengan matlamat pihak penganjur.
Kelemahan
1. Diperlukan evaluator yang benar-benar kompeten untuk dapat melaksanakan model ini.
2. Gagal untuk menyelesaikan permasalahan dalam bagaimana memperoleh standard, sebagai permintaan tegas Scriven di awal pada penilaian aspek evaluasi. ".
3. Langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan dalam evaluasi, hanya menekankan pada obyek sasaran saja.
Formatif Summatif Evaluation
Keunggulan :
1. Evaluasi formatif digunakan untuk memperbaiki program selama program tersebut sedang berjalan. Caranya dengan menyediakan balikan tentang seberapa bagus program tersebut telah berlangsung. Melalui evaluasi formatif ini dapat dideteksi adanya ketidakefisienan sehingga segera dilakukan revisi.
2. Evaluasi sumatif bertujuan meng-ukur efektifitas keseluruhan program yang bertujuan untuk membuat keputu-san tentang keberlangsungan program tersebut, yaitu dihentikan atau dilanjutkan.
Kelemahan:
Tidak terdapat langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan dalam evaluasi, hanya menekankan pada obyek sasaran saja.
Countenance Evaluation
Keunggulan :
1. Diperluas dari konsep sasaran meliputi sasaran untuk pendidik (dan agen-agen lain) dan untuk faktor kontekstual dalam penambahan sasaran tingkah laku untuk para siswa.
2. Menyediakan dasar, meski tidak sempurna, untuk evaluasi sasaran (melalui perbandingan yang rasional).
3. Yang pertama fokus pada penilaian sebagai suatu aspek evaluasi; gambaran tindakan penuh termasuk deskripsi dan penilaian
4. Menyajikan penurunan standard, keduanya mutlak dan relatif
5. Menyediakan dasar empiris untuk menyelesaikan rekomendasi Tyler
bahwa hipotesis dikembangkan dan diuji meliput pengamatan pola atas kelemahan dan kekuatan. Catatan juga atas informasi yang menghubungkan antecedent dan transaksional faktor dalam evaluasi formatifis
Kelemahan
1. Adanya keharusan evaluator untuk membandingkan kondisi hasil evaluasi program tertentu dengan yang terjadi di program lain, dengan obyek yang sama.
2. Meninggalkan rata-rata untuk menurunkan standard besar yang tidak spesifik;
disediakan sedikit bimbingan operasional untuk evaluator.
3. Tidak mencoba memecahkan pertanyaan-pertanyaan bagaimana cara mengatur nilai bersaing (meski dalam menentukan tujuan atau menurunkan standar). Yang dilanjutkan asumsi implisit awal tentang nilai kemasyarakatan. nilai plurralisme diabaikan.
4. Gagal untuk menyediakan bimbingan di bagaimana cara berhubungan dengan non-intended effect meski menyuruh evaluator untuk menghitungnya
5. Dilanjutkan dengan satu penekanan pada evaluasi formal yang didasari paradigma ilmiah dan pengukuran prosedur selanjutnya.
6. Disain rumit dan barangkali" terlalu bagus"; praktisi evaluator menemukan kesulitan untuk memahami dan menerapkannya.
Responsive Evaluation
Keunggulan :
1. Model pertama yang mengambil penghitungan tegas atas perbedaan nilai.
2. Perhatian pada kebutuhan informasi evaluasi audiens dan menunjukkan bagaimana perhatian audien dan dapat dijadikan dasar untuk mengorganisir evaluasi.
3. Menekankan interaksi antara penilai, audiens, dan subyek sebagai dasar untuk merancang dan menerapkan evaluasi.
4. Model pertama yang melepaskan diri dari paradigma ilmiah dan menunjukkan kegunaan cara berbeda untuk mencapai " kebenaran."
5. Model pertama yang terbuka bagi politik dan faktor manusia dalam evaluasi sebagai pengaruh langsung dalam membentuk evaluasi.
6. Model pertama untuk mengatur kembali peran evaluator dari sasaran stimulator/pencatatan kepada interaktif peserta.
Kelemahan
1. Pendekatan ini adalah suatu sistem yang mengorbankan beberapa fakta dalam pengukuran dengan harapan dapat meningkat-kan penggunaan hasil program.
2. tidak lagi mempertimbangkan sifat pendidikan yang kompleks dan dinamik
3. Evaluator bekerja lebih keras untuk memastikan individu ygdipilih memahami apa yang dilakukan. Membuat, meran-cang, mencari dan mengatur orang untuk memerhatikan jalannya program. Evaluator menyediakan Chart, gambaran, tujuan, dan mem-buat graf. Evalua-tor juga menilai kualitas orang yang membantu penilai.
4. Model yang sulit untuk diterapkan, terutama sekali mengingat bahwa definisi stake atas perhatian audien dan ketiadaan bimbingan dalam cara mengidentifikasi mereka.
5. Mustahil untuk menetapkan dalam banyak fitur evaluasi; klien mungkin merasa butuh banyak rasa percaya.
CSE-UCLA
Keunggulan :
1. Merupakan pendekatan proses dimana dalam mengembangkan kriteria evaluasi atas dasar tradisi naturalistic inquiry Ă kualitatif
2. Menekankan evaluasi yang komprehensif dengan langkah-langkah evaluasi yang sistematis.
3. Menyediakan feedbak dalam pengembangan program.
Kelemahan
1. Guru sebagai tolok ukur, keberhasilan diukur menurut guru bukan menurut kurikulumnya
2. Merupakan pendekatan yang paling riil di lapangan tapi paling labil
3. Tugas evaluator lebih berat, harus sensitif & banyak berdialog
4. Evaluator menjadi instrumen hidup sebelum kriteria dan alat evaluasi dikembangkan.
5. Tidak bisa secara tegas menunjukkan apakah program sukses atau efektif
CIPP Evaluation
Keunggulan :
1. Menekankan evaluasi yang komprehensif dengan langkah-langkah evaluasi yang sistematis dan berorientasi pada pembuatan keputusan
2. Sesuai utk tinda-kan evaluasi pada berbagai skala (proyek, program, organisasi)
3. Pengorganisasian jaringan, bukan lockstep linear process (baku).
4. Sensitip terhadap kebutuhan pem-buat keputusan
5. Diperluas meliputi sesuatu selain hanya evaluasi sasaran.
6. Menjawab banyak permintaan baru untuk evaluasi, dan dibuktikan bermanfaat untuk proyek-proyek atau program-program dengan lingkup besar dan multi-level organisasi.
7. Cocok dengan minat akan teori-sistem; dimana sangat rasional dan sistemik dalam pendekatannya.
8. Terbukti dapat dilaksanakan dengan baik, tersedia petunjuk hampir di tiap-tiap aplikasi (terperinci).
9. Memiliki potensi untuk bergerak di wilayah evaluasi formative dan summative. Sehingga sama baiknya dalam membantu mela-kukan perbaikan selama program berjalan, maupun memberikan informasi final.
Kelemahan
1. Kesannya terlalu top down dengan sifat manajerial dlm pendekatan-nya.
2. Kesulitan pada model ini meliputi fakta bahwa tujuan formal mungkin akan kurang penting dibanding-kan dengan tujuan sekunder atau bahkan tujuan laten/ tersembunyi, ketika situasi berubah.
3. Membuat apa yang mungkin merupakan asumsi yang tak beralasan tentang rasionalitas pengambil-keputusan, tentang keterbukaan proses pengambilan keputusan, tentang identifikasi keinginan pengambil-keputusan (dalam organisasi yang kompleks keputusan organisasi nampak "bubble-up" daripada dibuat dengan tegas).
4. Mengambil satu pandangan utama proses sinoptic proses atas pengambilan keputusan yang mungkin tidak viable, sementara mengabaikan model keputusan lain
Discrepancy
Keunggulan :
Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan program dan untuk tindakan korektif ambil untuk menentukan/mem-perbaikinya.
Kelemahan
Kurang sistematis, hanya menekankan pada obyek sasaran, memberi penekanan pada kesenjangan yang sebenarnya merupakan persyaratan umum bagi semua kegiatan evaluasi
Artikelnya menarik. Boleh tahu buku rujukannya...?
boleh tau rujukan bukunya?
boleh tau buku rujukannya?
buku rujukannya apa ya?